Sudah tidak dapat dipungkir bahwa media memilik atau membawa pengaruh tersendiri dalam kehidupan manusia di kesehariannya. Salah satunya pada bidang fashion. Media bisa dikatakan sebagai kunci kesuksesan dalam fashion memperkenalkan dan menyebarkan fashion kepada dunia luar. Oleh karena itu, melalui media orang–orang mendapatkan informasi seputar fashion. Selain itu, media juga menjadi tempat penyalur dan menyebarkan apa yang sedang menjadi trend atau populer dalam gaya berpakaian, juga dapat memberikan tips dan trik cara berpakaian. Hal tersebut dikarenakan fashion dianggap sebagai bentuk mengekspresikan diri. Maka dari itu fashion menjadi bagian dalam kehidupan manusia yang penting. Perkembangan fashion tidak terlepas dari tuntutan dalam gaya hidup manusia.
Orang-orang jadi bergantung pada media untuk mengetahui pakaian apa yang cocok untuk dipakai di berbagai situasi dan tempat agar tidak saltum (salah kostum) dengan mengikuti perkembangan zaman dan industri fashion. Penggunaan media terhadap fashion mampu mengubah trend fashion dengan cepat. Terdapat beberapa platform media yang menyajikan atau membahas seputar trend fashion di masa ini. Salah satunya seperti tips dan trik dalam berpakaian. Dalam media massa banyak memberikan informasi yang membahas tentang fashion. Media yang banyak digunakan dan berpengaruh dalam fashion adalah televisi dan Instagram. Kedua media tersebut dapat menarik banyak perhatian dari para pengikut fashion. Hal itu disebabkan karena kedua media tersebut memberikan gambar–gambar dalam berpakaian yang menarik dan mudah untuk ditiru. Seperti dalam salah satu acara dari Net TV yaitu Ilook, yang memberikan tips dan trik dalam berpakaian agar lebih terlihat menarik.
Selain itu media menjadi tempat bagi para desainer dan brand fashion memamerkan atau menunjukan pakaian yang mereka produksi di majalah atau media sosial. sehingga para pengikut fashion mendapatkan inspirasi atau ide dari yang mereka lihat. Industri fashion menciptakan trendsetter yang kemudian para pengikut fashion mengikuti tren tersebut. Sehingga para pengikut fashion tidak bisa menentukan apa yang ingin mereka konsumsi, karena mereka hanya memiliki pilihan untuk tidak mengikuti trend fashion yang tidak mereka sukai.
Penggunaan hashtag dalam media sosial dapat memudahkan dan menemukan semua trend yang ingin dilihat dengan mengklik tombol pagar. Seperti saat seseorang ingin mengetahui jaket atau coat yang digunakan saat musim dingin, mereka hanya mengetik #wintercoat ke dalam pencarian Instagram. Bisa juga, saat seseorang ingin menjadi inspirasi atau ingin orang lain melihat apa yang mereka pakai, cukup memberikan tanda pagar terkait dengan pakaian yang mereka kenakan seperti merek dan gaya berpakaian contohnya #fashionista, #OOTD, #K-Pop, dll. Adapun #gayadirumah yang merupakan konten baru dari media sosial Tiktok. Dimana konten tersebut menyajikan berbagai gaya berpakaian yang kenakan oleh sejumlah pengguna yang menampilkan cara gaya berpakaian seperti apa yang mereka kenakan saat di rumah. Selain itu konten tersebut juga membagi informasi atau ide dalam berfashion.
Media sosial mendorong individu untuk mempengaruhi masyarakat dan terpengaruh oleh masyarakat. Maka dari itu, setiap individu bisa dapat dikatakan sebagai influencer. Hal tersebut akibat meningkatnya pengaruh sosial dalam menginspirasi orang lain, sehingga mereka mencoba mengeksplorasi diri mereka sendiri dalam berbagi ide atau informasi dalam gaya berpakaian juga mendapatkan pengakuan atau pujian online. Fashion dapat dianggap sebagai bentuk mengekspresikan diri, namun dengan hadirnya media sosial memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengembangkan diri dan bereksperimen dalam berpakaian. Sadar akan adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara industri fashion dengan media sosial yang menjadikan masyarakat menjadi lebih konsumtif. Ditambah dengan menjamurnya online shop yang menyajikan beberapa barang yang diinginkan oleh penggunanya dengan mudah.
Media juga memiliki peran dalam memberikan makna baru terhadap cara berpenampilan. Makna baru atau realitas sosial tersebut muncul dari tontonan atau iklan yang di konsumsi melalui Televisi dan media massa lainnya. Di mana hal tersebut merupakan hasil kontruksi yang melibatkan unsur subjektif yang muncul dari hasil pemikiran, ide, atau opini dalam masyarakat. Menurut Peter Berger dan Thomas Luckmann, realitas sosial terjadi melalui 3 tahap, yaitu eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi. Awal terjadinya proses munculnya ide-ide pada pemikiran manusia yang kemudian eksis dalam kehidupan sosial lalu di persepsikan menjadi sebuah kenyataan dan dipahami oleh manusia sebagai sebuah pengetahuan. Jadi, dapat dikatakan, realitas yang diketahui dalam masyarakat sebenarnya adalah ide yang muncul dari persepsi masyarakat itu sendiri. Bagaimana media menciptakan makna baru dari sebuah situasi. Media menciptakan bagaimana orang pintar berpenampilan dengan menggunakan pakaian rapi, kemeja dan menggunakan kacamata.
Selain itu, warna putih membawa makna dalam berpakaian, orang yang menggunakan warna putih orang yang bersih dan rapi. Bagaimana juga anak-anak yang dicitrakan dalam berpenampilan menggunakan pakaian dengan warna cerah dan terdapat karakter atau animasi kartun pada pakaian tersebut. Adapun, bagaimana media merepresentasikan ibu-ibu arisan dalam berpenampilan dengan menggunakan pakaian yang glamor dan perhiasan. Sehingga, banyak realitas sosial yang dibentuk dan mengubah cara pandang masyarakat dalam cara berpakaian yang seharusnya dari kelompok mana dia berasal.
Penulis : Pricilla Irine A J
Editor : Laurentia Rani
Referensi
Trisnawati, T. Y. (2016). Fashion sebagai bentuk ekspresi diri dalam komunikasi. Jurnal The Messenger, 3(2), 36-47.
Asmita, D., & Erianjoni, E. (2019). Perilaku Konsumtif Mahasiswi dalam Mengikuti Trend Fashion Masa Kini (Studi Kasus Mahasiswi Sosiologi FIS UNP). Jurnal Perspektif, 2(2), 91-96.