Yosef Triyoga Saputra
Akhir-akhir ini inisiasi mahasiwa baru sedang dilaksanakan, tidak terkecuali Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Inisiasi mahasiswa baru dibagi menjadi 2 tahap, yaitu inisiasi unversitas dan inisiasi fakultas. Inisiasi sendiri bertujuan untuk mengenalkan kehidupan kampus serta berbagai macam hal yang perlu diperkenalkan kepada mahasiswa baru. Seperti peraturan, dosen pengajar, hingga KPKS atau UKM yang tersedia.
Rangkaian acara inisiasi di tahap universitas, seluruh kegiatan “dipegang” oleh kepanitian yang berisikan mahasiwa dari seluruh fakultas dan secara langsung dipayungi oleh KKACM UAJY. Lain halnya dengan yang terjadi di inisiasi masing-masing fakultas.
Inisiasi FISIP UAJY sendiri dibagi menjadi 3 hari. Hari pertama digunakan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan inisiasi fakultas dan pemberian tugas. Dilanjutkan hari kedua untuk mengenalkan situs kuliah dan tur di kampus. Dan hari ketiga, ditujukan untuk mengenalkan UKM dan KPKS.
Di dalam rangkaian inisiai tersebut, terdapat beberapa hal yang menurut penulis sebagai sesuatu yang kurang diperlukan dan bahkan tidak berguna sema sekali yaitu gimik galak dan hukuman yang tidak ada dasarnya sama sekali.
Kita akan memulainya dari hukuman yang diberikan ketikan penerapan tugas tidak sesuai dengan kriteria. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dari kebanyakan mahasiswa, tugas yang diberikan berupa pembuatan buku dan pembuatan nametag.
Hal yang ingin penulis soroti adalah pembuatan nametag. Sejatinya pembuatan nametag memanglah berguna sebagai tanda penegenal. Hal ini menjadi bermasalah jika pembuatan nametag tersebut justru memberatkan bagi mahasiswa baru. Pembuatan nametag yang perlu diulang ketika tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan. Bukan hanya salah satu orang yang salah melainkan seluruh anggota kelompok.
Sebuah tanda tanya besar memang. Mengapa? Jika ditanyakan langsung kepada panitia, jawaban yang saya dapatkan untuk membentuk solidaritas dan pengenalan tugas mahasiswa yang akan diberikan oleh dosen.
Jika seperti itu, mengapa tidak mengenalkan tugas dosen sesungguhnya? Membuat sebuah esai atau artikel rasa-rasanya lebih cocok jika ditujukan sebagai tugas dosen. Perlu diketahui, tugas-tugas yang diberikan perlu mengeluarkan uang.
Belum lagi ketika salah, seluruh anggota diperlukan menunjukan rasa solidaritas dengan membuatnya kembali bersama-sama. Pembentukan solidaritas dapat dilaksanakan dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan dibandingkan dengan hukuman. Ini merupakan institusi pendidikan!
Masalah berikutnya adalah gimik galak. Buat apa kalian menurunkan sesuatu yang tidak masuk akal terus menerus? Apakah sebuah balas dendam karena kalian diperlakukan hal tersebut sebelumnya? Jika kalian tidak menyukai diperlakukan seperti itu, maka hentikan bukan dilestarikan!
Pembentukan mental? Bukannya generasi kita dan beberapa dari kalian yang meneriakan kesehatan mental? Ini adalah sebuah kontradiksi yang luar biasa dari generasi kita dan kalian sendiri.
Lagi pula inisiasi ditujukan untuk mengenalkan kehidupan di dalam kampus. Peraturan dan segala macamnya. Jika ini benar inisiasi mengapa ketika saya bertanya pada para peserta tidak ada yang mengenal dosen satupun. Apa mereka sudah mengetahui apa yang perlu disiapkan untuk hari pertamanya berkuliah? Serta, jika mahasiswa baru bertemu dengan kakak tingkatnya, apakah ada dari mereka yang tiba-tiba marah pada mereka?
Ini adalah lingkaran setan yang terus menerus dilestarikan. Tidak berguna, hanya membuat beban bagi peserta dan kalian panitia. Tolong dihentikan dan diputus lingkaran setan tidak berguna ini. Jika kalian menganggap lingkaran setan tersebut sebagai kebutuhan, maka kami akan terus menyuarakan hal ini.
Editor : Christian Santo